Pada artikel sebelumnya dijelaskan alasan mengapa secara psikologis
kredit lebih baik daripada menabung, tetapi belum dijelaskan alasan-alasan
lainnya yang membuat kredit jauh lebih masuk akal dan menguntungkan
dibanding dengan menabung, terutama untuk kegiatan dalam rangka
membangun aset produktif yang dapat menghasilkan penghasilan pasif
(passive income).
Mungkin ada yang berfikir bahwa ide ini kontroversial karena tidak cocok dengan apa yang kita yakini sejak kecil. Berhemat! Menabung! dan menghindarkan diri sejauh mungkin dari apa yang dinamakan hutang, merupakan norma-norma yang diajarkan oleh orang tua dan guru-guru kita sejak kita kecil. Sulit merubah sudut pandang yang sudah terlanjut terpola seperti itu. namun demikian pegawai atau pekerja dengan penghasilan tetap biasanya datang dari golongan masyarakat yang cukup terpelajar sehingga semestinya membuka diri untuk mencoba melihat segala permasalahan dari sudut pandang yang baru.
Secara garis besar anjuran-anjuran klasik tersebut sudah pasti tidak salah bahwa kita harus berhemat untuk bisa menyisihkan penghasilan kita. Dengan penghasilan yang disisihkan tersebut kita dapat memperoleh modal untuk menjadi lebih kaya. Hanya saja dalam penerapannya perlu penyesuaian-penyesuaian dengan mempertimbangkan situasi, kondisi dan kesempatan yang tersedia saat ini, sehingga detail-detail dari usaha menyisihkan penghasilan untuk modal tersebut dapat sangat berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh orang-orang tua dan guru-guru kita dimasa lalu. Sebagai gambaran pada anjuran-anjuran klasik mengenai menjadi kaya terdapat 2 pokok pikiran, yaitu ‘berhemat’ dan ‘menabung’. Mengenai berhemat tentu tidak dapat diperdebatkan lagi kebenarannya, tetapi ‘menabung’ akan menimbulkan banyak diskusi mengenai hal tersebut.
Mungkin ada yang berfikir bahwa ide ini kontroversial karena tidak cocok dengan apa yang kita yakini sejak kecil. Berhemat! Menabung! dan menghindarkan diri sejauh mungkin dari apa yang dinamakan hutang, merupakan norma-norma yang diajarkan oleh orang tua dan guru-guru kita sejak kita kecil. Sulit merubah sudut pandang yang sudah terlanjut terpola seperti itu. namun demikian pegawai atau pekerja dengan penghasilan tetap biasanya datang dari golongan masyarakat yang cukup terpelajar sehingga semestinya membuka diri untuk mencoba melihat segala permasalahan dari sudut pandang yang baru.
Secara garis besar anjuran-anjuran klasik tersebut sudah pasti tidak salah bahwa kita harus berhemat untuk bisa menyisihkan penghasilan kita. Dengan penghasilan yang disisihkan tersebut kita dapat memperoleh modal untuk menjadi lebih kaya. Hanya saja dalam penerapannya perlu penyesuaian-penyesuaian dengan mempertimbangkan situasi, kondisi dan kesempatan yang tersedia saat ini, sehingga detail-detail dari usaha menyisihkan penghasilan untuk modal tersebut dapat sangat berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh orang-orang tua dan guru-guru kita dimasa lalu. Sebagai gambaran pada anjuran-anjuran klasik mengenai menjadi kaya terdapat 2 pokok pikiran, yaitu ‘berhemat’ dan ‘menabung’. Mengenai berhemat tentu tidak dapat diperdebatkan lagi kebenarannya, tetapi ‘menabung’ akan menimbulkan banyak diskusi mengenai hal tersebut.
Diskusi yang harus dilakukan adalah membahas apakah
dengan menabung itu cukup menguntungkan? Apakah bunga tabungan yang diperoleh dapat menutup tingkat inflasi yang selalu terjadi? Jika tidak tentu saja menabung justru akan mengurangi nilai uang yang kita miliki. Dengan konteks situasi saat ini dengan tingkat bunga
tabungan rendah (www.pusatdata.kontan.co.id/bungadeposito) dengan tingkat inflasi yang relatif tinggi (www.bi.go.id/moneter/inflasi/data), bunga tabungan yang kita terima tidak setinggi inflasi yang terjadi. Artinya semakin lama kita menabung, maka nilai riil uang kita akan berkurang semakin besar.
Kredit Lebih Baik
Jika tujuan dari berhemat dan menabung adalah untuk membangun aset yang produktif, agar
dapat diperoleh pasif income, sehingga taraf hidup sebagai pegawai dapat
ditingkatkan, maka dengan menabung akan sangat sulit mendapatkan aset yang kita inginkan, bahkan untuk tujuan produktif, cara tersebut dapat dibilang tidak masuk
akal. Bayangkan sebagai ilustrasi bunga
tabungan di Bank Mandiri dengan nilai kurang dari 1 Milyar adalah 1,6% per tahun dan di BCA adalah 1,3 % per tahun. Sedangkan
tingkat inflasi rata-rata catur wulan pertama tahun 2014 berdasarkan data Bank
Indonesia adalah 7,68%. Dengan data tersebut maka nilai intrinsik tabungan kita
akan terus menurun. Sedangkan harga aset yang akan kita beli semakin
lama semakin mahal karena inflasi yang tinggi.
Terdapat cara yang lebih masuk akal untuk membeli aset-aset
produktif, yaitu dengan berhutang (kredit). Mengambil kredit untuk membeli
aset produktif lebih masuk akal dan bahkan lebih menguntungkan dibandingkan
dengan bembeli aset dengan cara menabung, karena hal-hal sebagai berikut:
1. Dengan rendahnya suku bunga tabungan dan keadaan
moneter yang stabil, maka suku bunga kredit juga menjadi rendah. Selain itu dengan
pembelian secara kredit, kita mendapatkan aset saat ini juga sehingga aset
tersebut langsung dapat menghasilkan pendapatan pasif (pasif income). Sedangkan dengan menabung kita akan
mendapatkan aset dimasa yang akan datang. Agar lebih jelas bagaimana kredit
bekerja lebih baik dari pada tabungan dapat diperhatikan pada ilustrasi dibawah
ini.
Membeli mobil MPV untuk rental dalam jangka
waktu 3 tahun dengan harga saat ini
sebesar Rp 170 jt. Rental mobil dapat
menghasilkan pendapatan bersih Rp 2,5jt per bulan. Diilustrasikan dengan dua
cara yaitu dibeli dengan menabung dan dengan mengambil kredit.
Menabung selama 3 tahun:
·
Harga mobil saat ini Rp 170jt maka 3 tahun lagi
harga mobil tersebut akan menjadi Rp 211,7jt
·
Dengan tingkat suku bunga tabungan yang hanya
sekitar 1% per tahun, maka anda harus menabung tiap bulan sebesar Rp 5,7jt per
tahun.
·
Setelah tiga tahun anda baru dapat menikmati
penghasilan dari sewa mobil sebesar Rp 3,1 jt per bulan.
Mengambil Kredit Kendaraan Bermotor
selama 3 tahun
·
Saat ini untuk mobil baru BCA menawarkan suku
bunga kredit flat 4,49% per tahun sehingga harga mobil yang harus diangsur
adalah Rp 192,9Jt
·
Angsuran kredit per bulan adalah Rp 5.4jt
·
Kita akan dapat langsung menikmati penghasilan
sewa mobil sebesar Rp 2,5jt per bulan
·
Dengan demikian angsuran bersih kita untuk mobil
tersebut adalah Rp 5.4jt – 2.5jt = Rp 2,9jt per bulan.
·
Dalam 3 tahun kredit lunas dan kita dapat
mengambil kredit lagi dengan tanpa mengeluarkan uang karena angsuran akan
diperoleh dari hasil penyewaan dua mobil yang telah kita miliki.
Usaha penyewaan mobil merupakan satu contoh dari pemanfaatan aset produktif. Bentuk aset produktif bermacam-macam baik yang berupa aset nyata ataupun aset kuasi (paper asset). Pembahasan mengenai jenis-jenis aset produktif akan dilakukan tersendiri.
2.
Do and Don’t
Kredit merupakan senjata bermata dua, jika digunakan dengan
teliti, hati-hati dan tepat sasaran maka merupakan senjata yang sangat efektif,
tetapi jika digunakan dengan sebaliknya, ceroboh, tidak hati-hati dan tidak
tepat sasaran, maka akan menjadi senjata makan tuan yang melukai diri sendiri.
Hal-hal yang harus dilakukan ketika mengambil kredit adalah:
- Harus dibelikan aset yang produktif.
- Tetapkan rencana aset apa yang akan dibeli dan lakukan juga perhitungan-perhitungan dan simulasi penghasilan minimal yang akan didapat secara rutin dari aset tersebut.
- Ambil kredit dengan bunga tetap atau jika mengambil kredit dengan bunga majemuk yang pilih skema kredit yang memiliki batas atas fluktuasi, sehingga keuangan anda aman dari kemungkinan krisis moneter yang melambungkan suku bunga kredit.
- Beli aset yang harga jualnya minimal dapat menutupi sisa kredit, sehingga jika rencana bisnis terpaksa tidak berhasil, maka kredit dapat ditutup dengan menjual aset.
- Direkomendasikan kredit properti, karena selain nilai sewa properti selalu naik, terdapat beberapa keunggulan lain dalam kredit properti, yaitu:
- Harga jual properti semakin lama tinggi.
- Dengan kredit properti, anda tidak perlu asuransi jiwa, karena setiap kredit properti selalu dilindungi asuransi jiwa sehingga jika maut menjemput sebelum kredit lunas, maka kredit akan luans dengan sendirinya dan ahli waris mendapatkan properti yang telah dibeli.
- Pastikan asuransi terkait dengan kredit merupakan asuransi yang full cover, artinya asuransi akan mengganti/mengembalikan aset yang rusak/hilang, bukan hanya meng cover sisa cicilan hutang.
- Jangan menggunakan kredit untuk modal kerja/ modal usaha, karena jika usaha tidak berjalan sesuai harapan, maka uang kita habis dan masih harus melunasi hutang ke bank.
- Jangan mengambil kredit sebelum punya perencanaan yang baik.
3. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa membangun aset
produktif untuk meningkatkan taraf hidup
dan persiapan masa pensiun dengan mengambil kredit dimasa ekonomi yang stabil
dan tumbuh cukup tinggi, jauh lebih menguntungkan
daripada menabung. Dengan demikian jargon yang selalu kita dengar dari kecil
bahwa “menabung pangkal kaya” perlu disesuaikan dengan “mencicil pangkal
sejahtera”.