Iklan

Selasa, 20 Mei 2014

Membangun Aset Produktif (1) : Menabung v.s Kredit


Pada artikel sebelumnya dijelaskan alasan mengapa secara psikologis kredit lebih baik daripada menabung, tetapi belum dijelaskan alasan-alasan lainnya yang membuat kredit jauh lebih masuk akal dan menguntungkan dibanding dengan menabung, terutama untuk kegiatan dalam rangka membangun aset produktif yang dapat menghasilkan penghasilan pasif (passive income).   

Mungkin ada yang berfikir bahwa ide ini kontroversial karena tidak cocok dengan apa yang kita yakini sejak kecil. Berhemat! Menabung!  dan menghindarkan diri sejauh mungkin dari apa yang dinamakan hutang, merupakan norma-norma yang diajarkan oleh orang tua dan guru-guru kita sejak kita kecil.  Sulit merubah sudut pandang yang sudah terlanjut terpola seperti itu. namun demikian  pegawai atau pekerja dengan penghasilan tetap biasanya datang dari golongan masyarakat  yang cukup terpelajar sehingga semestinya membuka diri untuk mencoba melihat segala permasalahan dari sudut pandang yang baru.


Secara garis besar anjuran-anjuran klasik tersebut sudah pasti tidak salah bahwa kita harus berhemat untuk bisa menyisihkan penghasilan kita. Dengan penghasilan yang disisihkan tersebut kita dapat memperoleh modal untuk menjadi lebih kaya. Hanya saja dalam penerapannya perlu penyesuaian-penyesuaian dengan mempertimbangkan situasi, kondisi dan kesempatan yang tersedia saat ini, sehingga detail-detail dari usaha menyisihkan penghasilan untuk modal tersebut dapat sangat berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh orang-orang tua dan guru-guru kita dimasa lalu. Sebagai gambaran pada anjuran-anjuran klasik mengenai menjadi kaya terdapat 2 pokok pikiran, yaitu ‘berhemat’ dan ‘menabung’. Mengenai berhemat tentu tidak dapat diperdebatkan lagi kebenarannya, tetapi ‘menabung’ akan menimbulkan banyak diskusi mengenai hal tersebut.

Diskusi yang harus dilakukan adalah membahas apakah dengan menabung itu cukup menguntungkan? Apakah bunga tabungan yang diperoleh dapat menutup tingkat inflasi yang selalu terjadi? Jika tidak tentu saja menabung justru akan mengurangi nilai uang yang kita miliki. Dengan konteks  situasi saat ini dengan tingkat bunga tabungan rendah (www.pusatdata.kontan.co.id/bungadeposito)  dengan tingkat inflasi yang relatif tinggi (www.bi.go.id/moneter/inflasi/data), bunga tabungan yang kita terima tidak setinggi inflasi yang terjadi. Artinya semakin lama kita menabung, maka nilai riil uang kita akan berkurang semakin besar.

Kredit Lebih Baik
 
Jika tujuan dari berhemat dan menabung adalah  untuk membangun aset yang produktif, agar dapat diperoleh pasif income, sehingga taraf hidup sebagai pegawai dapat ditingkatkan, maka dengan menabung akan sangat sulit mendapatkan aset yang kita inginkan, bahkan untuk tujuan produktif, cara tersebut dapat dibilang tidak masuk akal.  Bayangkan sebagai ilustrasi bunga tabungan di Bank Mandiri dengan nilai kurang dari 1 Milyar  adalah 1,6% per tahun dan di BCA adalah 1,3 % per tahun. Sedangkan tingkat inflasi rata-rata catur wulan pertama tahun 2014 berdasarkan data Bank Indonesia adalah 7,68%. Dengan data tersebut maka nilai intrinsik tabungan kita akan terus menurun. Sedangkan harga aset yang akan kita beli semakin lama semakin mahal karena inflasi yang tinggi.

Terdapat cara yang lebih masuk akal untuk membeli aset-aset produktif, yaitu dengan berhutang (kredit). Mengambil kredit untuk membeli aset produktif lebih masuk akal dan bahkan lebih menguntungkan dibandingkan dengan bembeli aset dengan cara menabung, karena hal-hal sebagai berikut:

1.     Dengan rendahnya suku bunga tabungan dan keadaan moneter yang stabil, maka suku bunga kredit juga menjadi rendah. Selain itu dengan pembelian secara kredit, kita mendapatkan aset saat ini juga sehingga aset tersebut langsung dapat menghasilkan pendapatan pasif (pasif income).  Sedangkan dengan menabung kita akan mendapatkan aset dimasa yang akan datang. Agar lebih jelas bagaimana kredit bekerja lebih baik dari pada tabungan dapat diperhatikan pada ilustrasi dibawah ini.

Membeli mobil MPV untuk rental dalam jangka waktu 3 tahun  dengan harga saat ini sebesar  Rp 170 jt. Rental mobil dapat menghasilkan pendapatan bersih Rp 2,5jt per bulan. Diilustrasikan dengan dua cara yaitu dibeli dengan menabung dan dengan mengambil kredit.

             Menabung selama 3 tahun:
·         Harga mobil saat ini Rp 170jt maka 3 tahun lagi harga mobil tersebut akan menjadi Rp 211,7jt
·         Dengan tingkat suku bunga tabungan yang hanya sekitar 1% per tahun, maka anda harus menabung tiap bulan sebesar Rp 5,7jt per tahun.
·         Setelah tiga tahun anda baru dapat menikmati penghasilan dari sewa mobil sebesar Rp 3,1 jt per bulan.
Mengambil Kredit Kendaraan Bermotor selama 3 tahun
·         Saat ini untuk mobil baru BCA menawarkan suku bunga kredit flat 4,49% per tahun sehingga harga mobil yang harus diangsur adalah Rp 192,9Jt
·         Angsuran kredit per bulan adalah Rp 5.4jt
·         Kita akan dapat langsung menikmati penghasilan sewa mobil sebesar Rp 2,5jt per bulan
·         Dengan demikian angsuran bersih kita untuk mobil tersebut adalah Rp 5.4jt – 2.5jt = Rp 2,9jt per bulan.
·         Dalam 3 tahun kredit lunas dan kita dapat mengambil kredit lagi dengan tanpa mengeluarkan uang karena angsuran akan diperoleh dari hasil penyewaan dua mobil yang telah kita miliki.

Usaha penyewaan mobil merupakan satu contoh dari pemanfaatan aset produktif. Bentuk aset produktif bermacam-macam baik yang berupa aset nyata ataupun aset kuasi (paper asset). Pembahasan mengenai jenis-jenis aset produktif akan dilakukan tersendiri.

2. 

Do and Don’t

Kredit merupakan senjata bermata dua, jika digunakan dengan teliti, hati-hati dan tepat sasaran maka merupakan senjata yang sangat efektif, tetapi jika digunakan dengan sebaliknya, ceroboh, tidak hati-hati dan tidak tepat sasaran, maka akan menjadi senjata makan tuan yang melukai diri sendiri.
Hal-hal yang harus dilakukan ketika mengambil kredit adalah:
  • Harus dibelikan aset  yang produktif. 
  • Tetapkan rencana aset apa yang akan dibeli dan lakukan juga perhitungan-perhitungan dan simulasi penghasilan minimal yang akan didapat secara rutin dari aset tersebut.
  • Ambil kredit dengan bunga tetap atau jika mengambil kredit dengan bunga majemuk yang pilih skema kredit yang memiliki batas atas fluktuasi, sehingga keuangan anda aman dari kemungkinan krisis moneter yang melambungkan suku bunga kredit.
  • Beli aset yang harga jualnya minimal dapat menutupi sisa kredit, sehingga jika rencana bisnis terpaksa tidak berhasil, maka kredit dapat ditutup dengan menjual aset.
  • Direkomendasikan kredit properti, karena selain nilai sewa properti selalu naik, terdapat beberapa keunggulan lain dalam kredit properti, yaitu:
    • Harga jual properti semakin lama tinggi.
    • Dengan kredit properti, anda tidak perlu asuransi jiwa, karena setiap kredit properti selalu dilindungi asuransi jiwa sehingga jika maut menjemput sebelum kredit lunas, maka kredit akan luans dengan sendirinya dan ahli waris mendapatkan properti yang telah dibeli.
  • Pastikan asuransi terkait dengan kredit merupakan asuransi yang full cover, artinya asuransi akan mengganti/mengembalikan aset yang rusak/hilang,  bukan hanya meng cover sisa cicilan hutang.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan ketika mengambil kredit, yaitu:
  • Jangan menggunakan kredit untuk modal kerja/ modal usaha, karena jika usaha tidak berjalan sesuai harapan, maka uang kita habis dan masih harus melunasi hutang ke bank.
  • Jangan mengambil kredit sebelum punya perencanaan yang baik.
3.     Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa membangun aset produktif  untuk meningkatkan taraf hidup dan persiapan masa pensiun dengan  mengambil kredit dimasa ekonomi yang stabil dan  tumbuh cukup tinggi, jauh lebih menguntungkan daripada menabung. Dengan demikian jargon yang selalu kita dengar dari kecil bahwa “menabung pangkal kaya” perlu disesuaikan dengan “mencicil pangkal sejahtera”.

Selasa, 06 Mei 2014

Pendahuluan: Kewajiban, Kebutuhan dan Keinginan

Saat masih aktif seorang pegawai menerima gaji pokok, macam-macam tunjangan, honor, bonus, insentif dan lain-lain. Ketika pensiun, pegawai negeri hanya akan menerima 80% dari gaji pokok, ditambah pencairan taspen sekali saat pensiun dengan jumlah tidak seberapa. Mungkin pegawai swasta atau pegawai BUMN akan menerima skema pensiun yang berbeda. Yang pasti sama adalah bahwa penghasilan rutin yang diterima oleh seseorang berkurang cukup signifikan ketika memasuki usia pensiun. Semakin tinggi jabatan, maka semakin besar persentase penurunan penghasilan yang diterimanya.

Penurunan penghasilan secara drastis tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kondisi psikis dan fisik seseorang, apalagi terhadap mereka yang masih memiliki tanggungan ketika memasuki usia pensiun, misalnya anaknya masih kuliah atau anggota keluarga memiliki penyakit yang harus selalu berobat. Tekanan keuangan dapat membuat para pensinan stress dan akibatnya mempengaruhi kondisi fisik mereka yang sudah semakin tua. Agar tidak mengalami ketegangan finansial yang berakibat buruk pada hari tua, sebaiknya para pegawai dan pekerja yang memiliki penghasilan tetap melakukan investasi untuk persiapan masa pensiun. Pengertian investasi disini adalah membuat uang yang kita miliki bekerja untuk kita, sehingga ketika memasuki usia pensiun kita dapat menikmati hidup yang lebih berkualitas.  


Bagaimana Memulai Investasi? 
Pertanyaan yang pertama muncul terkait dengan anjuran seperti ini biasanya bukan sebuah pertanyaan, tetapi semacam keraguan bahwa apakah mungkin kita dapat menyisihkan penghasilan yang selalu "pas-pasan". Keragu-raguan semacam ini merupakan bahaya laten bagi pegawai yang harus segera diatasi, karena dengan keraguan seperti itu persiapan pensiun tidak akan dapat segera dimulai.

"Penghasilan pas-pasan"  tidak merujuk pada pengertian yang mutlak benar atau salah, tetapi mengandung pengertian relatif. "Pas-pasan' tidak mengacu pada jumlah, karena bisa saja orang dengan penghasilan kecil tapi merasa cukup,  sedangkan orang yang berpenghasilan tinggi merasa "pas-pasan".

Untuk membahas lebih mendalam mengenai apa dan mengapa selalu mengalami 'penghasilan pas-pasan' tersebut maka coba kita pilah pengeluaran uang kita menjadi 3 macam:
Pertama adalah Pengeluaran Karena Kewajiban, yaitu pengeluaran uang yang wajib dilakukan oleh seseorang karena kalau tidak dilakukan maka akan mendapatkan hukuman atau menuai tuntutan hukum dari pihak lain. Contohnya: membayar listrik, cicilan hutang, uang sekolah anak, dsb.
Kedua adalah Pengeluaran Karena Kebutuhan, yaitu pengeluaran yang harus dilakukan, karena jika tidak maka akan berakibat buruk terhadap diri sendiri, seperti: makan, pakaian, dll.
Ketiga adalah Pengeluaran Karena Keinginan, yaitu pengeluaran yang dilakukan karena menginginkan pelayanan, atau kenikmatan tertentu, contoh, rekreasi, hobby, dll.

Kewajiban dan kebutuhan adalah jenis pengeluaran yang  ada batasnya, dapat dihitung sebelumnya dan biasanya cenderung konstan setiap waktu. Kewajiban dan kebutuhan adalah pengeluaran yang mau-tidak mau harus dipenuhi.

Keinginan adalah jenis pengeluaran yang tidak harus dipenuhi, namun demikian ternyata  keinginan memiliki daya pikat yang luar biasa karena menjanjikan kenikmatan, pelayanan, bahkan fantasi yang tidak terbatas, sehingga banyak orang yang menghabiskan sebagian besar penghasilannya untuk memenuhi keinginan. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya memang dirancang untuk membangkitkan gejolak keinginan setiap orang. Ketika memegang uang, rasanya akan sangat sulit menolak daya tarik iklan dan promosi yang selalu mendatangi mata dan telinga. Meskipun demikian sebagai pegawai atau pekerja berpenghasilan tetap kita harus dapat membatasi keinginan, karena jika keinginan tidak dibatasi, berapapun penghasilan yang diterima, orang  akan selalu merasa 'pas-pasan'. Hanya orang yang sanggup membatasi keinginan-keinginannya yang dapat berinvestasi atau membangun aset produktif untuk persiapan pensiun.

Jadi kunci dari investasi bagi pegawai atau pekerja dengan penghasilan tetap adalah MEMBATASI KEINGINAN.  


KREDIT!!! Jangan Menabung

Investasi seorang pegawai  dengan penghasilan tetap untuk persiapan pensiun sebaiknya berupa aset produktif yang memiliki nilai jual kembali yang relatif baik, contohnya: properti, kendaraan untuk disewakan, alat berat, dll. Untuk dapat membeli aset tersebut seorang pegawai harus menyisihkan penghasilan bulanannya secara rutin. Petuah para orang tua dan guru sejak kita kecil dulu bahwa untuk mengumpulkan harta kita harus rajin menabung, benarkah demikian?

Secara prinsip, anjuran-anjuran itu sulit dibantah kebenarannya tetapi disini akan diungkapkan bahwa menabung untuk mengumpulkan harta tidak selalu tepat. Terutama saat kondisi perekonomian stabil dan terus bertumbuh, serta kegiatan dunia periklanan dan promosi yang sulit dihindari dan selalu mengincar kantong kita hingga benar-benar kering.

Mengapa kredit lebih baik daripada menabung untuk membeli aset-aset produktif? Terdapat penjelasan teknis dan psikologis sebagai berikut:
Penjelasan Teknis: Pada era perekonomian yang stabil dan tumbuh, bunga tabungan semakin kecil dan akhirnya suku bunga pinjaman juga semakin kecil, sehingga kita dapat membeli aset dengan kredit yang berbunga ringan. Penjelasan ini akan diuraikan secara lebih mendalam pada artikel tersendiri.
Penjelasan psikologis, sebagaimana dikemukakan di atas bahwa pengeluaran karena keinginan memiliki daya pikat yang luar biasa. Menabung merupakan kelompok pengeluaran karena  keinginan, sehingga keinginan menabung bersaing dengan keinginan-keinginan lain yang tidak terbatas. Menabung tidak memiliki daya tarik yang kuat karena tidak secara langsung memberikan kenikmatan atau pelayanan instan seperti belanja, spa, golf, traveling dan sebagainya, sehingga dalam kenyataan bagi sebagian besar orang, menabung merupakan usaha yang sangat sulit.
Kredit lebih masuk akal mengapa?  Ketika seseorang mengambil kredit, maka kontrak kredit tersebut mengandung komitmen untuk melakukan pencicilan dalam jumlah uang tertentu secara periodik, sehingga cicilan hutang bagi seseorang merupakan pengeluaran karena kewajiban. Dengan demikian kredit merupakan salah satu upaya seseorang untuk membatasi keinginan dengan cara menambah kewajiban. 

Saat ini mungkin anda hanya mengambil kredit untuk rumah tempat tinggal. Asalkan kewajiban dan kebutuhan dasar telah terpenuhi mengambil kredit saat perekonomian sedang stabil dan terus tumbuh merupakan kesempatan  membangun aset-aset yang produktif, untuk mempersiapkan hari esok yang lebih baik.
    Demikian tulisan ini sebagai awalan dari sharing pengetahuan dan pengalaman guna meningkatkan kesejahteraan pegawai. Tulisan tulisan lain yang lebih dalam akan menyusul kemudian. Kami berharap partisipasi aktif dari pembaca sehingga kami sebagai penulis mengetahui bahwa tulisan-tulisan kami ada gunanya.

    Sekian terima kasih