Iklan

Selasa, 06 Mei 2014

Pendahuluan: Kewajiban, Kebutuhan dan Keinginan

Saat masih aktif seorang pegawai menerima gaji pokok, macam-macam tunjangan, honor, bonus, insentif dan lain-lain. Ketika pensiun, pegawai negeri hanya akan menerima 80% dari gaji pokok, ditambah pencairan taspen sekali saat pensiun dengan jumlah tidak seberapa. Mungkin pegawai swasta atau pegawai BUMN akan menerima skema pensiun yang berbeda. Yang pasti sama adalah bahwa penghasilan rutin yang diterima oleh seseorang berkurang cukup signifikan ketika memasuki usia pensiun. Semakin tinggi jabatan, maka semakin besar persentase penurunan penghasilan yang diterimanya.

Penurunan penghasilan secara drastis tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kondisi psikis dan fisik seseorang, apalagi terhadap mereka yang masih memiliki tanggungan ketika memasuki usia pensiun, misalnya anaknya masih kuliah atau anggota keluarga memiliki penyakit yang harus selalu berobat. Tekanan keuangan dapat membuat para pensinan stress dan akibatnya mempengaruhi kondisi fisik mereka yang sudah semakin tua. Agar tidak mengalami ketegangan finansial yang berakibat buruk pada hari tua, sebaiknya para pegawai dan pekerja yang memiliki penghasilan tetap melakukan investasi untuk persiapan masa pensiun. Pengertian investasi disini adalah membuat uang yang kita miliki bekerja untuk kita, sehingga ketika memasuki usia pensiun kita dapat menikmati hidup yang lebih berkualitas.  


Bagaimana Memulai Investasi? 
Pertanyaan yang pertama muncul terkait dengan anjuran seperti ini biasanya bukan sebuah pertanyaan, tetapi semacam keraguan bahwa apakah mungkin kita dapat menyisihkan penghasilan yang selalu "pas-pasan". Keragu-raguan semacam ini merupakan bahaya laten bagi pegawai yang harus segera diatasi, karena dengan keraguan seperti itu persiapan pensiun tidak akan dapat segera dimulai.

"Penghasilan pas-pasan"  tidak merujuk pada pengertian yang mutlak benar atau salah, tetapi mengandung pengertian relatif. "Pas-pasan' tidak mengacu pada jumlah, karena bisa saja orang dengan penghasilan kecil tapi merasa cukup,  sedangkan orang yang berpenghasilan tinggi merasa "pas-pasan".

Untuk membahas lebih mendalam mengenai apa dan mengapa selalu mengalami 'penghasilan pas-pasan' tersebut maka coba kita pilah pengeluaran uang kita menjadi 3 macam:
Pertama adalah Pengeluaran Karena Kewajiban, yaitu pengeluaran uang yang wajib dilakukan oleh seseorang karena kalau tidak dilakukan maka akan mendapatkan hukuman atau menuai tuntutan hukum dari pihak lain. Contohnya: membayar listrik, cicilan hutang, uang sekolah anak, dsb.
Kedua adalah Pengeluaran Karena Kebutuhan, yaitu pengeluaran yang harus dilakukan, karena jika tidak maka akan berakibat buruk terhadap diri sendiri, seperti: makan, pakaian, dll.
Ketiga adalah Pengeluaran Karena Keinginan, yaitu pengeluaran yang dilakukan karena menginginkan pelayanan, atau kenikmatan tertentu, contoh, rekreasi, hobby, dll.

Kewajiban dan kebutuhan adalah jenis pengeluaran yang  ada batasnya, dapat dihitung sebelumnya dan biasanya cenderung konstan setiap waktu. Kewajiban dan kebutuhan adalah pengeluaran yang mau-tidak mau harus dipenuhi.

Keinginan adalah jenis pengeluaran yang tidak harus dipenuhi, namun demikian ternyata  keinginan memiliki daya pikat yang luar biasa karena menjanjikan kenikmatan, pelayanan, bahkan fantasi yang tidak terbatas, sehingga banyak orang yang menghabiskan sebagian besar penghasilannya untuk memenuhi keinginan. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya memang dirancang untuk membangkitkan gejolak keinginan setiap orang. Ketika memegang uang, rasanya akan sangat sulit menolak daya tarik iklan dan promosi yang selalu mendatangi mata dan telinga. Meskipun demikian sebagai pegawai atau pekerja berpenghasilan tetap kita harus dapat membatasi keinginan, karena jika keinginan tidak dibatasi, berapapun penghasilan yang diterima, orang  akan selalu merasa 'pas-pasan'. Hanya orang yang sanggup membatasi keinginan-keinginannya yang dapat berinvestasi atau membangun aset produktif untuk persiapan pensiun.

Jadi kunci dari investasi bagi pegawai atau pekerja dengan penghasilan tetap adalah MEMBATASI KEINGINAN.  


KREDIT!!! Jangan Menabung

Investasi seorang pegawai  dengan penghasilan tetap untuk persiapan pensiun sebaiknya berupa aset produktif yang memiliki nilai jual kembali yang relatif baik, contohnya: properti, kendaraan untuk disewakan, alat berat, dll. Untuk dapat membeli aset tersebut seorang pegawai harus menyisihkan penghasilan bulanannya secara rutin. Petuah para orang tua dan guru sejak kita kecil dulu bahwa untuk mengumpulkan harta kita harus rajin menabung, benarkah demikian?

Secara prinsip, anjuran-anjuran itu sulit dibantah kebenarannya tetapi disini akan diungkapkan bahwa menabung untuk mengumpulkan harta tidak selalu tepat. Terutama saat kondisi perekonomian stabil dan terus bertumbuh, serta kegiatan dunia periklanan dan promosi yang sulit dihindari dan selalu mengincar kantong kita hingga benar-benar kering.

Mengapa kredit lebih baik daripada menabung untuk membeli aset-aset produktif? Terdapat penjelasan teknis dan psikologis sebagai berikut:
Penjelasan Teknis: Pada era perekonomian yang stabil dan tumbuh, bunga tabungan semakin kecil dan akhirnya suku bunga pinjaman juga semakin kecil, sehingga kita dapat membeli aset dengan kredit yang berbunga ringan. Penjelasan ini akan diuraikan secara lebih mendalam pada artikel tersendiri.
Penjelasan psikologis, sebagaimana dikemukakan di atas bahwa pengeluaran karena keinginan memiliki daya pikat yang luar biasa. Menabung merupakan kelompok pengeluaran karena  keinginan, sehingga keinginan menabung bersaing dengan keinginan-keinginan lain yang tidak terbatas. Menabung tidak memiliki daya tarik yang kuat karena tidak secara langsung memberikan kenikmatan atau pelayanan instan seperti belanja, spa, golf, traveling dan sebagainya, sehingga dalam kenyataan bagi sebagian besar orang, menabung merupakan usaha yang sangat sulit.
Kredit lebih masuk akal mengapa?  Ketika seseorang mengambil kredit, maka kontrak kredit tersebut mengandung komitmen untuk melakukan pencicilan dalam jumlah uang tertentu secara periodik, sehingga cicilan hutang bagi seseorang merupakan pengeluaran karena kewajiban. Dengan demikian kredit merupakan salah satu upaya seseorang untuk membatasi keinginan dengan cara menambah kewajiban. 

Saat ini mungkin anda hanya mengambil kredit untuk rumah tempat tinggal. Asalkan kewajiban dan kebutuhan dasar telah terpenuhi mengambil kredit saat perekonomian sedang stabil dan terus tumbuh merupakan kesempatan  membangun aset-aset yang produktif, untuk mempersiapkan hari esok yang lebih baik.
    Demikian tulisan ini sebagai awalan dari sharing pengetahuan dan pengalaman guna meningkatkan kesejahteraan pegawai. Tulisan tulisan lain yang lebih dalam akan menyusul kemudian. Kami berharap partisipasi aktif dari pembaca sehingga kami sebagai penulis mengetahui bahwa tulisan-tulisan kami ada gunanya.

    Sekian terima kasih

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar