Iklan

Minggu, 03 April 2016

Apakah Saya Perlu Asuransi

Jika pertanyaannya sesederhana itu, sudah pasti jawabannya adalah: Perlu. Namun demikian jika pertanyaannya dilanjutkan, misalnya, jenis asuransi apa yang saya perlukan? Apakah saya perlu asuransi jiwa? dan pertanyaan-pertanyaan lain mengenai asuransi yang lebih spesifik, maka jawabannya akan bervariasi.

Pada dasarnya asuransi adalah bisnis rasional, pembelian produk asuransi juga seharusnya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan logis. Asuransi berfungsi untuk memulihkan keadaan ketika suatu risiko terjadi. Kita butuh asuransi hanya ketika kita menghadapi risiko yang jika terjadi keadaan ekonomi akan memburuk, mengalami penderitaan atau rencana tidak akan tercapai. Misalnya, dalam suatu keluarga hanya ayah sebagai kepala keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga, jika ayah meninggal dunia ketika anak-anak belum selesai sekolah, maka anak-anak dalam keluarga tersebut terancam putus sekolah. Dalam kondisi seperti ini kebutuhan asuransi jiwa untuk kepala keluarga dalam keluarga tersebut mutlak diperlukan.

Namun demikian jika ditarik ke belakang, kita coba ingat-ingat apakah pernah kita membeli produk asuransi hanya karena agen asuransinya. Mungkin karena agen asuransinya cantik, mungkin karena agen asuransinya teman, atau bahkan mungkin agen asuransinya dapat memberikan gambaran yang sangat menarik dan cenderung berlebihan akan hasil dari produk asuransi yang dijualnya. Jika jawabannya ya, maka sudah waktunya dievaluasi apakah hasil yang dijanjikan saat itu menunjukkan tanda-tanda positif. Jika tidak, maka sebaiknya segera diputuskan apakah akan diteruskan atau dihentikan dengan memotong kerugian (cut loss). Asuransi dan produk turunannya akan memberikan beban jangka panjang jika tidak dibeli dengan pertimbangan yang matang. Kadang-kadang karena pergaulan, kita sulit menolak produk asuransi yang ditawarkan oleh teman atau kolega yang menjadi agen asuransi, hal semacam itu tentu tidak baik.

Meskipun produk asuransi merupakan produk rasional, tetapi kadang-kadang produk-produk tersebut dijual dengan cara-cara yang tidak rasional, baik dengan memberikan iming-iming imbal hasil yang tidak wajar, memanfaatkan pertemanan, dan lain-lain yang intinya para penjual asuransi akan memanfaatkan segala cara untuk mencapai target penjualan dan mendapat bonus jalan-jalan ke luar negeri dari perusahaan. Agar tidak menjadi korban pemasaran, maka sebaiknya kita juga memahami hal-hal yang harus dipertimbangkan ketika akan menandatangani polis asuransi dan produk turunannya.

Asuransi Apa yang Saya Butuhkan?

Perlu diingat aturan umumnya bahwa asuransi adalah untuk memulihkan keadaan jika terjadi risiko, asuransi kesehatan untuk menjadikan kembali sehat ketika terjadi risiko sakit, asuransi kebakaran dibutuhkan untuk membangun kembali ketika terjadi risiko kebakaran, asuransi jiwa dibutuhkan untuk memulihkan keadaan ekonomi ketika pencari nafkah tiba-tiba meninggal dunia, atau sakit tetap dan tidak dapat mencari nafkah kembali. Dengan demikian ketika mempertimbangkan asuransi harus kita cek dan recek apakah risiko yang akan kita asuransikan memang ada dan apakah cukup besar. Hal itu harus dipertimbangkan dengan matang karena pada dasarnya membayar polis asuransi merupakan beban yang cukup besar bagi seseorang/keluarga.

Sebagai contoh untuk asuransi kebakaran, apakah risiko kebakaran di lingkungan kita tinggal cukup besar? Jika ya maka membeli asuransi kebakaran menjadi kebutuhan. Contoh lain untuk asuransi jiwa, sebenarnya yang di pertanggungkan dalam asuransi jiwa bukanlah jiwa/nyawa itu sendiri, tapi penghasilan/nafkah ketika seseorang hidup yang akan berhenti/tidak ada ketika tiba-tiba orang tersebut meninggal dunia. Dengan demikian asuransi jiwa hanya diperlukan untuk anggota keluarga yang menjadi sumber nafkah bagi keluarga. Asuransi jiwa tehadap anggota keluarga yang tidak menjadi tulang punggung keluarga merupakan pemborosan dan menurut saya pribadi cenderung kurang etis. Bayangkan ketika kita mengasuransikan jiwa seorang anak, ketika ternyata anak tersebut meninggal dunia maka keluarga anak tersebut mendapatkan keuntungan dari musibah itu dan hal seperti itu dapat menjadi preseden tidak baik.

Asuransi Pendidikan atau Investasi

Asuransi pendidikan pada dasarnya merupakan gabungan antara asuransi jiwa dengan investasi jangka panjang. Asuransi pendidikan akan menjadi asuransi jiwa ketika pemilik polis meninggal dunia, karena perusahaan asuransi menjanjikan pembiayaan sekolah anak-anak ketika pemegang polis meninggal dunia,  dan akan menjadi investasi jangka panjang ketika pemilik polis tetap hidup. Alokasi investasi untuk asuransi pendidikan tentu bukan invstasi yang memberikan keuntungan yang tinggi tetapi investasi-investasi yang berisiko rendah. Inestasi-investasi yang berisiko rendah tersebut dapat diprediksi dari suku-bunga/kupon  yang diberikan dalam peluncuran obligasi pemerintah (SUN, ORI, atau Sukuk). Jangan terbujuk dengan asuransi pendidikan yang menawarkan tingkat pengembalian yang terlalu tinggi, karena ketika target tingkat pengembalian terlalu tinggi maka dana akan ditempatkan pada investasi yang lebih berisiko. Mengingat asuransi pendidikan baru kita terima hasilnya dalam jangka panjang, investasi yang berisiko tinggi justru membahayakan kelangsungan hidup program asuransi tersebut dalam jangka panjang.

Tip Memilih Asuransi

Biasanya asuransi yang murni berbiaya lebih rendah dibanding asuransi yang dipaketkan dengan investasi dan lain-lain. Jika mau asuransi kesehatan, carilah polis asuransi kesehatan saja, jika mencari asuransi jiwa, carilah asuransi jiwa saja, dan sebagainya.

Jika harus memilih paket asuransi dengan investasi, selain anda harus mengerti jenis investasi yang dipaketkan, juga yang sangat penting harus anda ketahui adalah biaya-biaya yang dibebankan kepada anda. Mintakan rincian biaya yang harus anda tanggung saat awal dan saat anda mengangsur pembayaran premi setiap bulan. Mintalah rinciannya, mungkin saja anda akan tercengang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar